Petikan Ceramah Master Chin Kung Seputar Bakti 03
Perbedaan Budaya Timur Dan
Barat Dalam Memperlakukan Ayahbunda
Pada masa dulu, ayahbunda membesarkan putra-putrinya, anak-anak tahu
balas budi, tahu berbakti pada ayahbunda, tetapi sekarang sudah tidak lagi. Ini
karena pengaruh budaya luar negeri. Dalam budaya orang barat, tidak ada
kewajiban bagi seorang anak untuk membalas budi ayahbundanya, usia 16 tahun
sudah dianggap dewasa.
Ketika tinggal di Amerika, suatu kali saya bertemu dengan seorang teman,
orang Tionghoa, anaknya melarikan diri dari rumah, lalu dia melapor ke kantor
polisi. Polisi bertanya padanya : “Berapa usia putramu?” Dia menjawab : “18
tahun”. Sudah usia 18 tahun, anda masih ingin mengekangnya? Usia 16 tahun saja
sudah tidak boleh diatur, dia sudah dianggap dewasa, sudah bisa mengurus diri
sendiri, maka sebagai ayahbunda tidak perlu mencarinya lagi.
Maka itu di luar negeri, sungguh banyak anak muda yang berusia 17-18
tahun yang melarikan diri dari rumah. Setelah kabur dari rumah, jika masih
teringat pada ayahbundanya, saat perayaan tahun baru akan mengirimkan kartu
ucapan ke rumah, setelah ayahbunda menerimanya merasa sangat senang sekali,
anakku masih ingat padaku.
Jika ingin berharap bisa bertemu lagi adalah hal yang sulit, setelah
kabur dari rumah, mungkin saja seumur hidup takkan bersua lagi, seperti burung
kecil, setelah dewasa bisa terbang dan pergi. Sama sekali berbeda dengan budaya
Tiongkok, Tiongkok menjunjung tinggi “tiga generasi satu atap”, “empat generasi
satu atap rumah”.
Maka itu orang Tiongkok memiliki kasih sayang pada ayahbunda, orang
barat tidak ada. Orang barat di saat usia lanjutnya sungguh kasihan, hidup
sendirian, tinggal di panti jompo, tidak ada keluarga atau kerabat yang datang
berkunjung, kesepian. Biaya hidup ditanggung negara, keperluan hidup tidak
masalah, namun batinnya kosong. Maka itu banyak sekali kasus bunuh diri di
dalam panti jompo. Mengapa mereka tega bunuh diri? Mengapa tak terpikir untuk
bertahan hidup? Karena hidup begitu kesepian, tidak ada teman bicara. Ini
sungguh memprihatinkan, kita dapat membayangkannya.
Orang barat tidak memiliki kasih sayang pada ayahbundanya, sungguh,
sejak kecil sudah diajarkan untuk mementingkan diri sendiri. Dalam dirinya
hanya ada mementingkan diri sendiri, tidak tahu memberi manfaat pada orang
lain, orang lain juga takkan memberi manfaat padanya.
Kami sudah melihat sangat banyak kasus demikian, orang Tionghoa yang
sekolah di luar negeri dan setelah tamat bekerja di luar negeri, ketika ayahbunda
berkunjung ke sana untuk melihatnya, waktu makan di restoran, masing-masing
melunasi tagihan masing-masing, budaya orang barat memang demikian. Banyak
orang yang menyekolahkan anaknya ke luar negeri, akhirnya setelah tamat menjadi
orang barat, rasa sayang pada ayahbunda sudah tidak ada lagi.
Petikan Ceramah Master Chin Kung 8 Agustus 2011
東西方文化對待親情的差異
過去,父母養育兒女,兒女確實知道養育之恩,知道報恩,知道孝養父母,現在沒有了。這是受外國文化的影響。外國人,兒女沒有養父母的義務,十六歲就成年了。我住在美國,有一次遇到一個朋友,中國人,他的小孩離家出走,他到警察局去報案。警察問:你的兒子多大?他說十八歲了。十八歲你還管他?十六歲走了就不管,他已經成人,他可以自己照顧自己,你就不要去找他了。所以在外國,確確實實,小孩十七、八歲離家走的太多了。走了之後,如果他還想到他的父母,過年過節給他寄一張賀年卡,父母拿到了,歡喜得不得了,我兒子還沒有把我忘記。見面難了,不容易,走了之後可能一生不會再見面,像小鳥一樣,長大飛走了。跟我們中國文化完全不一樣,中國講求的是三代同堂、四代同堂。
所以中國人有親情,外國人沒有。外國人到老年的時候非常可憐,孤單,住在老人公寓裡頭,沒有一個親朋好友來看他,孤單。生活,國家養老,物質生活沒有問題,精神生活一點都沒有。所以老人院裡老人自殺很多。他為什麼自殺?想到他為什麼活著?活得這麼孤單,一個說話的人都沒有。這種非常非常可憐,我們能想到。外國人沒有親情,真的,完全從小訓練成的自私自利。他只有自私自利,他不知道利益別人,別人也不會利益他。我們看得很多,在外國讀書,在外國工作,父母有時候到外國去看他,館子裡面吃飯,各人付各人的錢,外國風俗是這樣的。許許多多人把兒女送到外國去讀書,結果以後,讀完之後都變成外國人,親情沒有了。
文摘恭錄—淨土大經解演義(第五二九集)2011/8/8 檔名:02-039-0529